Wahai
engkau yang bernama wanita
Tengok
ranting-ranting pohon kian tua
Dedaunan
layu dimakan zaman
Sejenak
tak sadarkah engkau usiamu semakin senja?
Tidak,
tidak, tidak…
Engkau
tak sadar itu, rumput hijau pun merintih sendu
Wahai
engkau yang bernama wanita
Lihatlah
langit biru terusik awan hitam di sana
Gelap,
hitam, suram, tak bercahaya lagi
Masihkah
engkau tak sadar akan hakikat wanita sejati?
Wanita
nan istiqomah menjaga iffahnya
Tegar
diantara terjang ombak yang mengulung tinggi
Tersenyum
indah bak mawar merah meski hati tertusuk duri
Adakah
engkau seperti itu wahai wanita idaman?
Aku
tak tahu itu, engkau pun tak tahu …
Wahai
engkau yang bernama wanita
Ku
persembahkan nasihat kecil di balik dinding
Tundukkan
pandangmu padanya sang ikhwan
Yang
kan mencuri setitik cinta di dalam hatimu
Lantunkan
Al-Qur’an saat engkau sedih maupun bahagia
Karena
setiap lembaran ayat-ayat firman-Nya
Engkau
akan mengerti akan makna kehidupan dunia
Curahkan
hidup dan matimu hanya untuk-Nya
Tuhan
Semesta Alam yang Maha Mengetahui akan segalanya
Wahai
engkau yang bernama wanita
Dengarkanlah
nasihat kecil ibarat sebutir pasir ini
Ku
harap engkau tetap seperti embun yang menyejukkan hati
Ku
harap engkau bak mentari menyinari bumi
Doaku
untukmu wahai engkau yang bernama wanita
Semoga
engkau menjadi wanita sejati…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar