Uh....
Kata yang singgah di kelopak mata
Pertanda aku letih menghadapi semua glamor dunia
Dunia nan seakan menyeruku masuk ke alamnya
Uh...
Hari ini lagi ku katakan pada diri yang terdampar letih
Aku ingin bebas wahai dunia yang menggorogoti jiwaku
Uh...
Aku ingin mengamuk dalam liku yang ku rasa
Tak dapat ku hilangkan kegalauan ini
Mengapa semua terasa berat?
Aku terjatuh lagi pada kesalahan yang sama
Tapi tak mengapa bagi orang-orang nan tegar dalam hidupnya
Aku terjatuh lagi...
Tapi sakit ku rasa perjalanan bila berpaling kepada-Nya
Kesalku pada jiwa nan mengulang kembali salah
Aku tak ingin kembali mengulang luka
Aku tak ingin kembali pada salahku
Cukup ini yang terakhir dalam hidupku
Wahai diri tak perlu engkau lelah
Tak perlu engkau usik diri yang lumpuh
Sadarlah engkau masih ada Tuhan Yang Mahakuasa
Sudahlah hapus semua uh dalam jiwamu
Ketika engkau meluapkan emosi tulislah semua dalam lembaran puisi dan cerpen walau puisimu dan cerpenmu tak seindah yang engkau bayangkan. Tapi yakinlah dengan tulisanmu itu engkau menjadi lebih berharga untukmu dan untuk orang lain.
Rabu, 08 Mei 2013
Gelisah
Tebar ragu mengusik jiwa yang lemah
Takut mengidam dalam tulang kerasku
Putus asa menjalar-jalar di kaki kecilku
Ibarat ular kian berbisa di kelopak mata
Khawatir merasuk ulu hatiku
Uh, aku gelisah di tengah jalan bengkokku
Rapuh melangkah kaki-kaki ini
Titik air mata meresap di hati
Kini gelisah mencabik-cabik jantung hidupku
Woi…woi…woi…
Ku katakan pada langit aku takut langit, titik gelap terlintas di sini
Lemah syaraf hijauku menjawab sendu
Woi…woi…woi…
Merayu bintang pancarkan cahaya di hati
Hanya bayangan tak berberkas singgah ku dapat
Merayu gerimis pada senja merindukan pelangi
Sulit ku rasa di penantian panjangku
Dia yang Maha Mengetahui
Kala ku tak mampu berdiri lagi
Dia yang Maha Mengetahui
Kala bunga-bunga harum tak lagi ku cium baunya
Dia yang Maha Mengetahui
Kala gelisah menipu jiwa yang rapuh
Tuhan tolong aku dalam gelisahku
Nasihat Untukmu Wanita
Wahai
engkau yang bernama wanita
Tengok
ranting-ranting pohon kian tua
Dedaunan
layu dimakan zaman
Sejenak
tak sadarkah engkau usiamu semakin senja?
Tidak,
tidak, tidak…
Engkau
tak sadar itu, rumput hijau pun merintih sendu
Wahai
engkau yang bernama wanita
Lihatlah
langit biru terusik awan hitam di sana
Gelap,
hitam, suram, tak bercahaya lagi
Masihkah
engkau tak sadar akan hakikat wanita sejati?
Wanita
nan istiqomah menjaga iffahnya
Tegar
diantara terjang ombak yang mengulung tinggi
Tersenyum
indah bak mawar merah meski hati tertusuk duri
Adakah
engkau seperti itu wahai wanita idaman?
Aku
tak tahu itu, engkau pun tak tahu …
Wahai
engkau yang bernama wanita
Ku
persembahkan nasihat kecil di balik dinding
Tundukkan
pandangmu padanya sang ikhwan
Yang
kan mencuri setitik cinta di dalam hatimu
Lantunkan
Al-Qur’an saat engkau sedih maupun bahagia
Karena
setiap lembaran ayat-ayat firman-Nya
Engkau
akan mengerti akan makna kehidupan dunia
Curahkan
hidup dan matimu hanya untuk-Nya
Tuhan
Semesta Alam yang Maha Mengetahui akan segalanya
Wahai
engkau yang bernama wanita
Dengarkanlah
nasihat kecil ibarat sebutir pasir ini
Ku
harap engkau tetap seperti embun yang menyejukkan hati
Ku
harap engkau bak mentari menyinari bumi
Doaku
untukmu wahai engkau yang bernama wanita
Semoga
engkau menjadi wanita sejati…
Selintang Asa Dalam Lembah Kegagalan
Masih ada harapan…
Ketika engkau terpuruk akan keadaan yang membuatmu
terjatuh
Di sana masih ada setitik harapan..
Jangan mengeluh ketika engkau terjatuh lagi dan lagi
Di sana ada Allah yang Maha Mengetahui apa yang kau
perbuat
Ketika engkau menemui kegagalan..
Bukan berarti engkau berhenti berusaha dan
memutuskan untuk berhenti
Wahai diri yang tersakiti oleh kegagalan
Ada segumpal harapan besar masih terlihat di sana
Kau pandanglah sejenak pelangi di antara awan putih
Masih ada harapan untuk menggores impianmu lagi
Ketika kegagalan menjumpaimu
Ketakutan hanya membunuh ragamu
Kekhawatiran hanya menyita luangmu
Sudahlah hapus rintik-rintik air matamu itu
Tak perlu kau rapuh ketika gagal dan terjatuh ke
lembah yang sama
Ayo bangkit masih ada harapan
Ketika engkau menjumpai kegagalan bukan berarti
Allah membencimu
Bukan berarti Allah marah kepada sikapmu
Tapi pada saat itu Allah sedang menegurmu
Mungkin ada yang salah dalam niatmu sehingga Allah
memintamu mengubah
Lembaran-lembaran buram menjadi lembaran berisikan
tulisan Allah
Ayo bangkit wahai diri yang menemui kegagalan
Sekarang mungkin engkau jatuh dalam kegagalan
Tapi lihatlah ke sana mentari masih bersinar
diantara cahyanya
Hapus semua pikiran negatifmu
Karena itu tak ada guna untuk kau pikirkan
Masih ada harapan masih ada jalan menuju Roma
Sekarang engkau gagal masih ada lagi harapan untuk
hari mendatang
Wahai diri yang terbuai akan glamor duka
Sandarkan diri kepada Allah karena hanya kepada
Allah
Engkau temukan diri yang kuat..
Wahai diri pusatkan hatimu hanya kepada-Nya
Karena hanya dengan-Nya engkau menemukan diri yang
tangguh
Langganan:
Postingan (Atom)